Sabtu, 05 Juni 2010
sejarah palopo
Kebanyakan Masyarakat KSB yang memiliki kerbau pada zaman dahulu sering memerah susu kerbaunya untuk di jadikan makanan atau minuman.salah satu olahan susu kerbau tersebut adalah dengan dimasak dan dicampur dengan garam kemudian digunakan sebagai lauk atau pendamping nasi. Seiring berjalannya waktu dan perubahan selera, masyarakat KSB menginovasi susu kerbau yang dulunya hanya di campur dengan garam kemudian campurannya di ganti dengan air gula jawa sehingga disebut PALOPO yang kemudian berganti fungsi sebagai desert atau makanan penutup
kandungan gizi susu kerbau
Susu kerbau sebagai bahan baku dari palopo ternyaata memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Disebabkan karena potensi dan kandungan gizinya yng sangat besar,susu kerbau dijuluki sebagai Emas Putih. Jika dilihat dari komposisi nilai gizi yang terdapat di dalamnya,susu kerbau tidak kalah dengan susu asal ternak ruminansia lainnya. Bahkan kandungan protein dan lemaknya sangat tinggi yaitu 5,5-10,5% dua kali lipat dari susu lain.
Apabila di Sumatera Barat dikenal dadih,yaitu susu kerbau dengan proses fermentasi alami setelah diperah susu kerbau langsung dimasukkan ke dalam sepotong bambu segar ditutup dengan daun pisang selanjutnya didiamkan atau difermentasi dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari hingga terbentuknya gumpalan. Sama halnya dengan dadih, Palopo juga mengalami proses fermentasi alami dengan media terung kecil berwarna kuning (taliwang;terung para’).
Selanjutnya didiamkan selama beberapa jam sampai menggumpal menjaadi sejenis puding dan dikukus dalam mangkuk yang sebelumnya telah diisi air gula jawa yang telah dilelehkan. Susu yang mengalami proses fermentasi menurut beberapa ahli gizi mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga sangat baik untuk dikonsumsi penderita sakit jantung.
Apabila di Sumatera Barat dikenal dadih,yaitu susu kerbau dengan proses fermentasi alami setelah diperah susu kerbau langsung dimasukkan ke dalam sepotong bambu segar ditutup dengan daun pisang selanjutnya didiamkan atau difermentasi dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari hingga terbentuknya gumpalan. Sama halnya dengan dadih, Palopo juga mengalami proses fermentasi alami dengan media terung kecil berwarna kuning (taliwang;terung para’).
Selanjutnya didiamkan selama beberapa jam sampai menggumpal menjaadi sejenis puding dan dikukus dalam mangkuk yang sebelumnya telah diisi air gula jawa yang telah dilelehkan. Susu yang mengalami proses fermentasi menurut beberapa ahli gizi mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga sangat baik untuk dikonsumsi penderita sakit jantung.
Rabu, 26 Mei 2010
Selasa, 25 Mei 2010
bubur palopo dari taliwang kabupaten sumbawa barat
Bubur Palopo dari Sumbawa Barat,
Dedet Suprianto
Sumbawa: Jika Anda penikmat makanan bubur, agaknya harus mencoba bubur palopo, penganan khas masyarakat Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Dalam bahasa asli Sumbawa, bubur palopo berarti bubur kerbau. Dinamakan demikian karena bubur palopo terbuat dari susu segar kerbau.
Bubur palopo dibuat berdasarkan resep yang didapat secara turun-temurun. Dengan proses sederhana, susu segar yang baru diperah dari kerbau dicampur dengan gula merah dan air rebusan terong kuning. Setelah dibiarkan mengental, adonan dimasukkan ke dalam mangkok untuk dikukus setengah jam lamanya. Lalu didinginkan dan siap disantap.
Bagi masyarakat Sumbawa Barat, bubur palopo dipercaya bisa memulihkan stamina setelah seharian berpuasa, sekaligus meningkatkan vitalitas. Selain rasanya yang khas, harganya pun murah, yakni sekitar Rp 5.000 per mangkok. Jadi, jika Anda ke Sumbawa Barat tidak ada salahnya mencoba bubur yang satu ini.
Senin, 24 Mei 2010
Langganan:
Postingan (Atom)